Jumat, 17 Januari 2025

PERADABAN ISLAM DAN LITERASI ILMU PENGETAHUAN

Peradaban Islam memiliki sejarah panjang dan kaya dalam hal literasi, yang memainkan peran penting dalam perkembangan agama, seni dan budaya. Literasi dalam perdaban Islam tidak hanya merujuk pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kegiatan intelektual, penerjemahan dan penyebaran ilmu pengetahuan. Beberapa aspek-aspek penting antara lain:

1.     Al-Qur’an sebagai Pendorong Literasi

Al-Qur’an memiliki peran yang sangat besar sebagai pendorong utama literasi dalam peradaban Islam. Islam menempatkan literasi sebagai bagian integral dari ajaran agama. Sejak wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW di Gua Hira adalah perintah untuk “membaca” (QS. Al-‘Alaq: 1-5). Perintah ini menjadi langkah awal sebagai inspirasi utama untuk membaca, menulis dan mempelajari serta memahami ilmu baik wahyu dari Tuhan maupun ilmu duniawi.

Selanjutnya selain membaca, Al-Qur’an juga mendorong ummat Islam untuk menulis. Dalam (QS. Al-Baqarah: 282), ummat Islam diperintahkan untuk mencatat perjanjian atau transaksi guna menjaga keadilan dan kejelasan. Tradisi menulis ini berkembang menjadi dokumentasi ilmu pengetahuan di bidang hukum, seni dan budaya serta bidang lainnya dalam masyarakat Islam.

 

2.     Pusat-Pusat Keilmuan

Masjid sebagai pusat ibadah dan pembelajaran, berkembang menjadi tempat literasi, dimana Al-Qur’an diajarkan bersama ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

Baitul Hikmah di Kota Baghdad, Irak (abad ke-8 sampai dengan ke-13) adalah pusat penerjemahan dan penelitian terbesar pada masanya di dunia Islam, dimana karya-karya ilmiah dari berbagai budaya (Yunani, Persia, Romawi dan India) telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Universitas-universitas Islam seperti Al-Qarawiyyin di Maroko (didirikan pada tahun 859 M), dianggap sebagai universitas tertua di dunia dan Al-Azhar di Mesir (didirikan sekitar tahun 970 M), telah menjadi pusat pembelajaran yang mendorong perkembangan literasi, ilmu pengetahuan agama dan umum. Pusat-pusat keilmuan Islam lainnya, seperti Kota Nishapur sebagai pusat ilmu teologi dan filsafat dan Kota Rayy sebagai pusat ilmu astronomi dan ilmu kedokteran di daerah Persia (Iran) dan begitu juga daerah-daerah Islam lainnya (Kota Sammara dan Mosul di Irak sebagai pusat studi ilmu eksak dan seni, Kota Samarkand dan Bukhara di Asia Tengah sebagai pusat ilmu matematika dan seni kaligrafi), mencerminkan bagaimana ummat Islam mejadi pusat pembelajaran ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Peradaban ini memiliki peran penting dalam mentransfer pengetahuan ke dunia Barat dan melahirkan banyak intelektual dan cendekiawan besar yang kemudian mempengaruhi kebangkitan Eropa.

 

3.     Pengembangan Sistem Penulisan dan Kertas

Peradaban Islam memiliki peran besar dalam pengembangan sistem penulisan dan penggunaan kertas yang menjadi faktor penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, seni dan administrasi serta pendidikan. Teknologi pembuatan kertas pertama kali ditemukan di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Ummat Islam mempelajari, mengadopsi dan memperbaiki teknologi pembuatan kertas tersebut dari Tiongkok pada abad ke-8 Masehi dengan penggunaan bahan dari kapas, linen dan serat kayu serta mengembangkan teknik pemutihan dan penghalusan kertas menjadikannya lebih berkualitas. Ummat Islam pada masa itu, mampu mengembangkan pena dengan ujung khusus untuk tulisan halus dan tinta yang tahan lama, meningkatkan efisiensi tulisan. Lalu menyebarkan teknologi ini ke Eropa melalui Andalusia (Spanyol), sehingga mampu menciptakan dampak global yang signifikan. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimanan peradaban Islam mampu mengintegrasikan inovasi asing dan mengembangkannya untuk kemajuan ummat manusia.

Kota Samarkand (Asia Tengah/ Uzbekistan) menjadi pusat produksi kertas pertama di dunia Islam. Kemudian menyebar ke Baghdad, Damaskus, Kairo hingga ke Andalusia (Spanyol). Penulisan dengan aksara Arab berkembang pesat karena peran Al-Qur’an. Kaligrafi menjadi seni utama dalam menghiasi manuskrip dan masjid-masjid. Pembuatan buku dan penulisan manuskrip dalam jumlah besar, mendorong penyebaran ilmu pengetahuan menjadi berkembang pesat. Karya-karya dari Yunani, Persia, Romawi dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab lalu disalin dan disebarluaskan menggunakan kertas.


4.     Pengharapan terhadap Ilmu Pengetahuan

Dalam peradaban Islam, membaca dan menulis adalah sebagai ibadah. Sehingga mendorong ummat Islam untuk menjadi ummat yang berpengetahuan, berinovasi dan menjadi pemimpin dunia dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dalam Islam, ilmu bukan sekedar teori tetapi harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ummat manusia, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan.

Literasi Islam telah banyak melahirkan cendekiawan Muslim yang berkontribusi besar dengan menuliskan karya-karya terbaik dan terhebat di bidang filsafat, kedokteran, matematika dan astronomi. Tokoh-tokoh seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina (Avicenna) dan Al-Khawarizmi menjadi simbol keunggulan intelektual Islam. Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, literasi diharapkan menjadi jalan menuju peradaban yang adil, sejahtera dan penuh hikmah.

 

5.     Perpustakaan dan Arsip Ilmu Pengetahuan

Peradaban Islam memainkan peranan yang besar dalam tradisi ilmu pengetahuan, salah satunya membangun perpustakaan dan arsip yang besar sebagai tempat pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan.

Dasar arsip pertama dalam Islam adalah saat Khalifah Utsman bin Affan membuat standarisasi dan pengumpulan Al-Qur’an guna mencegah perbedaan bacaan, tradisi ini berkembang untuk menyimpan berbagai tulisan tentang hadits, tafsir, hukum dan ilmu lainnya.

 Perpustakaan Cordoba di Andalusia (Spanyol) abad ke-8 hingga ke-13 yang menjadi pusat literasi di Eropa dan menjadi salah satu kota dengan perpustakaan terbesar di dunia pada masanya. Perpustakaan ini menjadi penghubung ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat. Perpustakaan ini tidak hanya menyimpan karya-karya Islam tetapi juga melestarikan literatur klasik dari Yunani, Persia, Romawi dan India. Perpustakaan Dar Al-Hikmah di Kairo Mesir, didirikan pada masa Khalifah Al-Hakim bi-Amrillah (Dinasti Fatimiyah), perpustakaan ini sebagai pusat pembelajaran dan riset terutama dalam bidang teologi syiah dan ilmu lainnya.

Dengan tradisi mencatat, menerjemahkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, ummat Islam telah berhasil melestarikan dan mengembangkan ilmu yang menjadi warisan bagi seluruh dunia.

 

6.     Peran Wanita dalam Literasi

Dalam Islam, ilmu pengetahuan tidak boleh terbatas pada golongan tertentu. Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa kewajiban menuntut ilmu bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.

Wanita dalam Islam telah memiliki kontribusi yang penting dalam perkembangan literasi dan ilmu pengetahuan Islam, sejak zaman Rasulullah SAW hingga masa peradaban Islam mencapai puncak kejayaannya. Wanita tidak hanya sebagai pembelajar, tetapi juga sebagai pendidik utama dalam keluarga dan masyarakat. Peran mereka mencakup pendidikan, pengajaran, penulisan dan pelestarian ilmu pengetahuan.

Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah SAW, sebagai wanita cerdas yang mendukung penyebaran wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Aisyah binti Abu Bakar, isteri Rasulullah SAW, adalah sebagai tokoh penting dalam perawi hadits. Sosoknya telah meriwayatkan ribuan hadits dan menjadi rujukan utama bagi sahabat serta generasi setelahnya. Selain itu, Ia ahli dalam ilmu tafsir, fiqih dan sejarah Islam. Hafshah binti Umar, telah menyimpan mushaf Al-Qur’an pertama setelah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar dan Khalifar Umar.

 

7.     Penyebaran Literasi ke Dunia Barat

Selama abad ke-12, literatur Islam diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin oleh cendekiawan di Andalusia, yang menjadi jembatan literasi antara dunia Islam dan Barat. Ilmu pengetahuan dari dunia Islam memperangaruhi kebangkitan literasi dan intelektual pada zaman Renaisans di Eropa.

Kesimpulan

Peradaban Islam memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan literasi dunia. Dengan memadukan keimanan dan ilmu pengetahuan, ummat Islam menciptakan peradaban yang menghargai literasi sebagai kunci kemajuan manusia. Literasi menjadi alat untuk memahami wahyu Tuhan, mendorong inovasi ilmiah dan menyebarkan kebijaksanaan ke seluruh dunia kemudian menjadi fondasi bagi peradaban Islam yang gemilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELUKKU, UNTUK CAHAYA PERTAMAKU Anakku... Kau hadir seperti fajar yang kutunggu Membelah malam panjang penuh tanya Tangismu pertama kali Ada...