Peradaban Islam memiliki sejarah panjang dan
kaya dalam hal literasi, yang memainkan peran penting dalam perkembangan agama,
seni dan budaya. Literasi dalam perdaban Islam tidak hanya merujuk pada
kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kegiatan intelektual,
penerjemahan dan penyebaran ilmu pengetahuan. Beberapa aspek-aspek penting
antara lain:
1.
Al-Qur’an sebagai Pendorong Literasi
Al-Qur’an memiliki peran yang sangat besar sebagai pendorong utama
literasi dalam peradaban Islam. Islam menempatkan literasi sebagai bagian
integral dari ajaran agama. Sejak wahyu pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW di Gua Hira adalah perintah untuk “membaca” (QS. Al-‘Alaq: 1-5). Perintah
ini menjadi langkah awal sebagai inspirasi utama untuk membaca, menulis dan mempelajari
serta memahami ilmu baik wahyu dari Tuhan maupun ilmu duniawi.
Selanjutnya selain membaca, Al-Qur’an juga mendorong ummat Islam untuk
menulis. Dalam (QS. Al-Baqarah: 282), ummat Islam diperintahkan untuk mencatat
perjanjian atau transaksi guna menjaga keadilan dan kejelasan. Tradisi menulis
ini berkembang menjadi dokumentasi ilmu pengetahuan di bidang hukum, seni dan budaya
serta bidang lainnya dalam masyarakat Islam.
2.
Pusat-Pusat Keilmuan
Masjid sebagai pusat ibadah dan pembelajaran, berkembang menjadi
tempat literasi, dimana Al-Qur’an diajarkan bersama ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Baitul Hikmah di Kota Baghdad, Irak (abad ke-8 sampai dengan ke-13)
adalah pusat penerjemahan dan penelitian terbesar pada masanya di dunia Islam, dimana
karya-karya ilmiah dari berbagai budaya (Yunani, Persia, Romawi dan India) telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Universitas-universitas Islam seperti Al-Qarawiyyin di Maroko (didirikan
pada tahun 859 M), dianggap sebagai universitas tertua di dunia dan Al-Azhar di
Mesir (didirikan sekitar tahun 970 M), telah menjadi pusat pembelajaran yang
mendorong perkembangan literasi, ilmu pengetahuan agama dan umum. Pusat-pusat
keilmuan Islam lainnya, seperti Kota Nishapur sebagai pusat ilmu teologi dan
filsafat dan Kota Rayy sebagai pusat ilmu astronomi dan ilmu kedokteran di
daerah Persia (Iran) dan begitu juga daerah-daerah Islam lainnya (Kota Sammara
dan Mosul di Irak sebagai pusat studi ilmu eksak dan seni, Kota Samarkand dan Bukhara
di Asia Tengah sebagai pusat ilmu matematika dan seni kaligrafi), mencerminkan
bagaimana ummat Islam mejadi pusat pembelajaran ilmu agama dan ilmu pengetahuan.
Peradaban ini memiliki peran penting dalam mentransfer pengetahuan ke dunia
Barat dan melahirkan banyak intelektual dan cendekiawan besar yang kemudian
mempengaruhi kebangkitan Eropa.
3.
Pengembangan Sistem Penulisan dan Kertas
Peradaban Islam memiliki peran besar dalam pengembangan sistem penulisan
dan penggunaan kertas yang menjadi faktor penting dalam kemajuan ilmu
pengetahuan, seni dan administrasi serta pendidikan. Teknologi pembuatan kertas
pertama kali ditemukan di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Ummat Islam mempelajari,
mengadopsi dan memperbaiki teknologi pembuatan kertas tersebut dari Tiongkok pada
abad ke-8 Masehi dengan penggunaan bahan dari kapas, linen dan serat kayu serta
mengembangkan teknik pemutihan dan penghalusan kertas menjadikannya lebih
berkualitas. Ummat Islam pada masa itu, mampu mengembangkan pena dengan ujung
khusus untuk tulisan halus dan tinta yang tahan lama, meningkatkan efisiensi
tulisan. Lalu menyebarkan teknologi ini ke Eropa melalui Andalusia (Spanyol), sehingga
mampu menciptakan dampak global yang signifikan. Keberhasilan ini menunjukkan
bagaimanan peradaban Islam mampu mengintegrasikan inovasi asing dan
mengembangkannya untuk kemajuan ummat manusia.
Kota Samarkand (Asia Tengah/ Uzbekistan) menjadi pusat produksi
kertas pertama di dunia Islam. Kemudian menyebar ke Baghdad, Damaskus, Kairo
hingga ke Andalusia (Spanyol). Penulisan dengan aksara Arab berkembang pesat
karena peran Al-Qur’an. Kaligrafi menjadi seni utama dalam menghiasi manuskrip dan
masjid-masjid. Pembuatan buku dan penulisan manuskrip dalam jumlah besar, mendorong
penyebaran ilmu pengetahuan menjadi berkembang pesat. Karya-karya dari Yunani,
Persia, Romawi dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab lalu disalin dan
disebarluaskan menggunakan kertas.
4.
Pengharapan terhadap Ilmu Pengetahuan
Dalam peradaban Islam, membaca dan menulis adalah sebagai ibadah. Sehingga
mendorong ummat Islam untuk menjadi ummat yang berpengetahuan, berinovasi dan
menjadi pemimpin dunia dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dalam Islam,
ilmu bukan sekedar teori tetapi harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan ummat manusia, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Literasi Islam telah banyak melahirkan cendekiawan Muslim yang berkontribusi
besar dengan menuliskan karya-karya terbaik dan terhebat di bidang filsafat, kedokteran,
matematika dan astronomi. Tokoh-tokoh seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina (Avicenna)
dan Al-Khawarizmi menjadi simbol keunggulan intelektual Islam. Dengan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, literasi
diharapkan menjadi jalan menuju peradaban yang adil, sejahtera dan penuh
hikmah.
5.
Perpustakaan dan Arsip Ilmu Pengetahuan
Peradaban Islam memainkan peranan yang besar dalam tradisi ilmu
pengetahuan, salah satunya membangun perpustakaan dan arsip yang besar sebagai
tempat pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan.
Dasar arsip pertama dalam Islam adalah saat Khalifah Utsman bin
Affan membuat standarisasi dan pengumpulan Al-Qur’an guna mencegah perbedaan
bacaan, tradisi ini berkembang untuk menyimpan berbagai tulisan tentang hadits,
tafsir, hukum dan ilmu lainnya.
Perpustakaan Cordoba di
Andalusia (Spanyol) abad ke-8 hingga ke-13 yang menjadi pusat literasi di Eropa
dan menjadi salah satu kota dengan perpustakaan terbesar di dunia pada masanya.
Perpustakaan ini menjadi penghubung ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat. Perpustakaan
ini tidak hanya menyimpan karya-karya Islam tetapi juga melestarikan literatur
klasik dari Yunani, Persia, Romawi dan India. Perpustakaan Dar Al-Hikmah di
Kairo Mesir, didirikan pada masa Khalifah Al-Hakim bi-Amrillah (Dinasti
Fatimiyah), perpustakaan ini sebagai pusat pembelajaran dan riset terutama dalam
bidang teologi syiah dan ilmu lainnya.
Dengan tradisi mencatat, menerjemahkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, ummat Islam telah berhasil melestarikan dan mengembangkan ilmu
yang menjadi warisan bagi seluruh dunia.
6.
Peran Wanita dalam Literasi
Dalam Islam, ilmu pengetahuan tidak boleh terbatas pada golongan
tertentu. Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa kewajiban menuntut ilmu bagi
setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.
Wanita dalam Islam telah memiliki kontribusi yang penting dalam perkembangan
literasi dan ilmu pengetahuan Islam, sejak zaman Rasulullah SAW hingga masa
peradaban Islam mencapai puncak kejayaannya. Wanita tidak hanya sebagai
pembelajar, tetapi juga sebagai pendidik utama dalam keluarga dan masyarakat. Peran
mereka mencakup pendidikan, pengajaran, penulisan dan pelestarian ilmu
pengetahuan.
Khadijah binti Khuwailid, isteri Rasulullah SAW, sebagai wanita cerdas
yang mendukung penyebaran wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Aisyah binti
Abu Bakar, isteri Rasulullah SAW, adalah sebagai tokoh penting dalam perawi
hadits. Sosoknya telah meriwayatkan ribuan hadits dan menjadi rujukan utama
bagi sahabat serta generasi setelahnya. Selain itu, Ia ahli dalam ilmu tafsir,
fiqih dan sejarah Islam. Hafshah binti Umar, telah menyimpan mushaf Al-Qur’an
pertama setelah dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar dan Khalifar Umar.
7.
Penyebaran Literasi ke Dunia Barat
Selama abad ke-12, literatur Islam diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin
oleh cendekiawan di Andalusia, yang menjadi jembatan literasi antara dunia
Islam dan Barat. Ilmu pengetahuan dari dunia Islam memperangaruhi kebangkitan
literasi dan intelektual pada zaman Renaisans di Eropa.
Kesimpulan
Peradaban Islam memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan literasi dunia. Dengan memadukan keimanan dan ilmu pengetahuan, ummat Islam menciptakan peradaban yang menghargai literasi sebagai kunci kemajuan manusia. Literasi menjadi alat untuk memahami wahyu Tuhan, mendorong inovasi ilmiah dan menyebarkan kebijaksanaan ke seluruh dunia kemudian menjadi fondasi bagi peradaban Islam yang gemilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar